Popular Post

Archive for Oktober 2015

Farmakologi Antitusif, Mukolitik, Ekspektoran, dan Bronkodilator

By : Unknown


Sistem Pernafasan
sistem pernafasan
Batuk dan Asma
Batuk   
·         tanpa dahak :antitusif
·         berdahak  : ekspektoran, mukolitik
Asma
·         obat asma
Obat Batuk Antitusif
Dekstrometorfan HBr (Bisoltussin®)
Adalah obat batuk antitusif (menekan respon batuk), digunakan untuk batuk tidak berdahak.
Mekanisme kerja: aksi sentral pada pusat batuk di medulla.
Jangan digunakan pada wanita hamil trimester ketiga, anak < 1 tahun, kerusakan ginjal parah.
Efek samping: pusing, gangguan saluran cerna.
Codeine (Codipront®)
Selain digunakan sebagai antitusif, juga dapat digunakan utk analgesik serta antidiare.
Mekanisme kerja: aksi sentral pada pusat batuk di medulla.
Efek samping: ketergantungan, mual, muntah, konstipasi, mulut kering, sakit kepala.
Mukolitik
Mukolitik = penghancur dahak
Produksi dahak meningkat antara lain pada kondisi alergi, merokok, dan infeksi.
Beberapa penyakit yg meningkatkan produksi dahak antara lain pneumonia, asma, dan bronkhitis akut.
                                                                     
                                                                         Mekanisme Kerja Mukolitik
Ambroxol (Epexol®)
Digunakan sebagai mukolitik pada batuk berdahak.
Merupakan metabolit dari bromheksin
Hendaknya digunakan bersama makanan
Efek samping: efek samping ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi.
Selain utk obat batuk, ambroxol juga memiliki sifat pereda nyeri pada sakit tenggorokan/faringitis, shg dikembangkan tablet hisap ambroxol.
Erdosteine (Edotin®)
Sifat mukolitik lebih baik daripada bromheksin
Efek samping ringan, biasanya hanya di saluran cerna.
Asetilsistein (Fluimucil®)
Digunakan sebagai mukolitik, dan mencegah keracunan parasetamol
Efek samping: bronkospasme, gangguan saluran cerna
Asetilsistein memecah ikatan disulfida pada dahak.
 
Bromheksin (Bisolvon®)
Digunakan sebagai mukolitik
Efek samping: diare, mual, muntah.
Juga memiliki efek antioksidan
Obat Batuk Ekspektoran
Guaifenesin/gliseril guaiakolat/GG
Digunakan sebagai ekspektoran pd batuk berdahak, mekanisme kerjanya dg cara meningkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak di trakea dan bronki, kemudian merangsang pengeluaran dahak menuju faring.
Efek samping: mual, muntah, batu ginjal.
Obat asma
Asma = penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan, gejalanya berulang, terdapat obstruksi saluran udara reversibel, dan bronkospasme.
Diobati dg agonis β2 yg berkerja pendek, antikolinergik, serta kortikosteroid.
Pengobatan Asma
Pencetus alergi harus dihindari
Obat asma dibagi menjadi 2 kelas umum, yakni pengobatan aksi cepat (untuk mengatasi gejala akut) dan pengobatan jangka panjang (untuk mencegah eksaserbasi dan utk mengkontrol asma)
Aksi cepat
-  Agonis β2
-  Antikolinergik
Pengobatan jangka panjang
-  Glukokortikoid
-  Antagonis leukotriene
-  Penstabil sel mast
..Agonis β2
Salbutamol (Ventolin®, Asmacare®)
Digunakan sebagai pilihan pertama obat asma.
Efek samping: tremor, sakit kepala, kram otot, mulut kering, serta aritmia.
Biasanya diberikan dalam bentuk MDI (metered dose inhaler), atau nebulizer supaya efeknya lebih cepat. Dapat pula diberikan per oral dan juga intra vena.
   Fenoterol (Berotec®)
Efek samping meliputi tremor ringan pada otot rangka, palpitasi, takikardi, sakit kepala, batuk, berkeringat.
Diberikan dalam bentuk MDI atau juga cairan untuk inhalasi (dihirup lewat nebulizer).
   Terbutaline (Bricasma®)
Efek samping hampir sama dg efek samping fenoterol.
Dapat diberikan dalam bentuk tablet, infus, respule, atau juga turbuhaler.
   Orciprenaline/metaproterenol (Alupent®)
Efek samping: palpitasi, tremor di jari.
Dapat diberikan dalam bentuk tablet, dan MDI.
   Salmeterol (Seretide®, kombinasi salmeterol dg fluticasone)
Tergolong LABA (long acting beta adrenoceptor agonist)
Waktu kerja lebih lama (12 jam) daripada salbutamol (4-6 jam)
Hanya digunakan utk kasus severe persistent asthma yg sebelumnya pernah diterapi dg salbutamol.
Biasanya salmeterol dikombinasikan dg kortikosteroid.
   Formoterol (Symbicort®, suatu kombinasi budesonide (golongan kortikosteroid) dg formoterol)
Tergolong LABA (long acting beta adrenoceptor agonist)
Lebih cepat mula kerjanya dan lebih manjur dibanding salmeterol
  Manfaat lain Agonis β2
Salbutamol, Terbutaline, dan Fenoterol digunakan untuk relaksasi otot polos rahim guna mencegah kelahiran prematur.
..Antikolinergik
   Ipatropium bromida (Atrovent®)
Mekanisme kerja: menghambat mAChR (reseptor asetilkolin muskarinik), shg terjadi bronkodilasi.
Efek samping: mengantuk, mulut kering.
Biasanya diberikan dalam bentuk MDI, atau juga larutan inhalasi (hirup) utk nebulizer.
   Tiotropium bromida (Spiriva®)
Digunakan untuk terapi pemeliharaan (maintenance) pasien dg penyakit paru obstruktif kronik.
Mekanisme kerja sama dg ipatropium bromida, juga memiliki efek samping yang sama.
..Glukokortikoid
   Budesonide (Pulmicort®)
Tidak digunakan pada pasien dg TBC
Efek samping: candidiasis (tumbuhnya jamur candida) di mulut/tenggorokan, perubahan sensasi indra pembau dan pengecap.
Tidak seperti steroid lainnya, budesonide memiliki efek sedikit pada poros hipotalamik-pituitari-adrenal, hal ini menyebabkan budesonide tidak begitu memerlukan tapering off  (dikurangi perlahan) dosisnya sebelum dihentikan.
   Deksametason
Jangan digunakan pada pasien dg infeksi parah, ulkus gastrointestinal, osteoporosis, sistemik TBC.
Efek samping: gastritis, osteoporosis
Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi
   Metilprednisolon
   Prednison
..Antagonis Leukotriene
Disebut juga dg nama Leukast
Mekanisme kerja: menghambat leukotriene, yg merupakan senyawa yg diproduksi sistem kekebalan tubuh. Leukotriene menyebabkan inflamasi pada asma dan bronkitis, serta mengecilkan jalan pernafasan.
Antagonis leukotriene kurang efektif dibandingkan kortikosteroid dlm menangani asma, shg kurang disukai.
   Zafirlukast (Accolate®)
Tersedia dalam bentuk tablet
   Zileuton
   Montelukast
Obat Asma Lainnya
   Teofilin
Kini mulai jarang digunakan karena berbagai efek samping.
Khasiat teofilin: relaksasi otot halus bronkial, inotropik positif (meningkatkan kekuatan denyut jantung), kronotropik positif (meningkatkan denyut jantung), meningkatkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah ke ginjal.
Efek samping: pusing, diare, aritmia.
Efek toksik ditingkatkan dg ciprofloxacin dan makanan berlemak.
 

- Copyright © Farmakologi - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -